Salurkan Infaq Anda untuk PEMBANGUNAN GEDUNG MADRASAH DINIYAH MUHAMMADIYAH SIDOMULYO KEC.ANGGANA KAB.KUKAR melalui: BANK BRI UNIT ANGGANA No. Rek. 4565.01.003179.53.3 a.n. PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH ANGGANA

SEJARAH MUHAMMADIYAH

Pada tanggal 8 Dzulhiijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai "gerakan Islam" dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun dengan Majelis-Majelisnya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan "syura" yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau Muktamar. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw., guna mendapat karunia dan ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan: "Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun". Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Syurga "Jannatun Na'im" dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan Rahim.


lazada

Selasa, November 16, 2010

Penyembelihan Hewan Qurban di Masjid Mujahiddin


Pimpinan Cabang Muhammadiyah Anggana, Kab.Kutai Kartanegara menyembelih seekor sapi atas nama Hj.Martinah; Hj.Lis Sunarti; M.Tsani Rafi; Hj.Rusnani; Hj.Zubaidah; Ibu Juliati; dan Hj.Emiliyah, dari Majlis Tabligh PW Aisyiyah Kalimantan Timur

Sholat Idul Adha 1431 H di Halaman Masjid Mujahiddin







Pimpinan Cabang Muhammadiyah Anggana, ka.Kutai Kartanegara, menyelenggarakan sholat Idul Adha 1431 H pada hari selasa tanggal 16 Nopember 2010 M di Halaman Masjid Mujahiddin Desa Sidomulyo, kec.Anggana, kab.Kutai Kartanegara. Bertindak selaku imam adalah Ustadz Sahmo (Ketua PC Muhammadiyah Anggana) dan Khotib adalah Ustadz Arisdiansyah, ST. dengan judul Manyikapi sebuah Perintah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar lailahaillah huwallahu akbar, Allahuakbar Walilaahilhamd

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilaahilhamd
Bapak-bapak, ibu-ibu serta hadirin jama’ah shalat Idul Adha Rahimakumullah,
Pada hari yang mulia ini, 10 Dzulhijah 1431 H seluruh umat Islam di seantero dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. Sehari sebelumnya, 9 Dzulhijah 1429 H, jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji wukuf di Arafah, berkumpul di Arafah dengan memakai ihram putih sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah, tidak ada keistimewaan antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya kecuali takwa kepada Allah.

“ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS Al-Hujaraat (49):13
Peringatan hari raya ini tak bisa dilepaskan dari peristiwa bersejarah ribuan tahun silam ketika Nabi Ibrahim as, dengan penuh ketaqwaan, memenuhi perintah Allah untuk menyembelih anak yang dicintai dan disayanginya, Nabi Ismail as. Kisah ini digambarkan Allah di surat
As-Saffaat (37) No. Ayat : : 102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
37.102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Jawaban dari nabi Ismail Alihi salam "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu” mengandung nilai-nilai tauhid dan menunjukkan kemantapan sebuah aqidah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilaahilhamd
Hadirin yang dirahmati Allah swt.
Inti hikmah dari peristiwa ini adalah perbuatan nabi Ibrahim dan pernyataan nabi ismail tentang “menaati perintah Allah” itu sederhananya. Kita bisa melihat contoh ekstrim dari Allah untuk menguji ketaatan kepada perintah-NYA sampai pada menyembelih anak sendiri. Tentu itulah ujian seorang nabi, sedangkan kita disini Allah juga memerintahkan kita dengan berbagai perintah dan larangan. Siapakah dari kita yang paling “penurut” itulah yang paling sukses.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilaahilhamd
Hadirin yang dirahmati Allah swt
Manusia bermacam-macam sikap ketika merespon sebuah perintah. Setidaknya ada 3 respon atau 3 golongan didalam menyikapinya:
1. Golongan yang Menentang
2. Golongan yang Menawar dan mencari alasan
3. Golongan yang Patuh dan taat
Selanjutnya marilah kita mengkaji bersama-sama ketiga golongan tersebut.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilaahilhamd
Hadirin yang dirahmati Allah swt.
Golongan yang pertama adalah golongan yang menentang:
Allah subhanallahu wataala berfirman:

An-Nisa (4) No. Ayat : : 115
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءتْ مَصِيراً
4.115. Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
Didalam ayat ini Allah memberikan gambaran bahwa orang-orang yang menentang perintah Rasul dan memilih jalan lain atau perintah yang lain maka Allah subhanallahu wataala memberikan musibah berupa kelapangan atau kesempatan yang luas sehingga mereka leluasa melaksanakan kesesatan-kesesatan tersebut. Ini adalah sebuah bentuk istidrat hingga akhirnya Allah memasukkan mereka kedalam neraka jahanam.
Perkara yang demikian juga diterangkan di Alquran pada surat:
Al-Hajj (22) No. Ayat : : 51
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
22.51. Dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka.
Kenyataan ini adalah sebuah kepastian sebagaimana terdapat di Alquran surat:
Al-Mujadilah (58) No. Ayat : : 5
إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ كُبِتُوا كَمَا كُبِتَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَقَدْ أَنزَلْنَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ
58.5. Sesungguhnya orang-orang yang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya Kami telah menurunkan bukti-bukti nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan.
Lebih fatal lagi ketika selain menentang perintah Allah golongan tersebut juga malah melaksanakan sesuatu yang tidak diperintah. Atau dengan kata lain membuat aturan-aturan atau perintah-perintah sendiri sebagaimana Allah menjelaskannya disurat:
Al-Baqarah (2) : 59
فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُواْ قَوْلاً غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ رِجْزاً مِّنَ السَّمَاء بِمَا كَانُواْ يَفْسُقُونَ
2.59. Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah mengingatkan kepada kita untuk selalu mengikuti agama islam ini berdasarkan kepada urusan yang telah ditetapkan oleh Allah didalam Alquran dan hadits.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
Telah jelas bagi kita semua bahwa kita harus mengerjakan amalan-amalan yang diperintah (yaitu menurut AlQuran dan Sunah) bukan amalan-amalan yang tidak ada perintahnya didalam AlQuran dan sunah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilaahilhamd
Hadirin yang dirahmati Allah swt


Golongan yang kedua adalah golongan yang suka menawar-nawar dan mencari-cari alas an ketika mendapatkan perintah
AlQuran mengisahkan sebuah contoh tentang golongan yang kedua ini. Kisah ini dapat kita ketahui pada surat AlBaqarah ayat 67-71
2.67. Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan ?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil"
2.68. Mereka menjawab: " Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu"
2.69. Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya."
2.70. Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."
2.71. Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu
Asbabul nuzul ayat ini sebagaimana dijelaskan dikitab ibnu katsir yaitu riwayat dari Ibnu abi hatim adalah ketika ada seorang laki-laki bani Israel yang mandul, sedangkan dia memiliki harta yang banyak dan anak saudaranya merupakan pewarisnya.Maka dia membunuhnya. Pada malam hari, dia membawa mayatnya. Lalu diletakkan di depan pintu salah seorang bani Israel. Ketika pagi hari tiba, maka pihak korban menuduh pemilik rumah dan warganya sehingga mereka pun mengangkat senjata dan saling menyerang. Salah seorang yang berpikiran lebih bijak berkata “ mengapa kalian saling membunuh?padahal kita memiliki rasul. Maka mereka pun menemui Musa dan menceritakan kejadian tesebut. Musa berkata “sesungguhnya Allah menyuruh untuk menyembelih seekor sapi betina”. Kemudian merekapun bertanya-tanya terus dengan tujuan agar tidak jadi menyembelih.
Demikianlah salah satu karakter golongan dimana ketika mendapatkan perintah mereka mencari-cari dalih dengan tujuan agar tidak melaksanakan perintah yang dibebankan kepada mereka
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilaahilhamd
Hadirin yang dirahmati Allah swt
Golongan yang ketiga adalah golongan yang taat kepada perintah.
Golongan ini memiliki karakter sebagaimana terdapat disurat
Al-Baqarah (2) No. Ayat : : 285 yaitu ketika mereka mendapatkan perintah mereka berkata:
وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
Kami dengar dan kami patuh
Inilah sikap ideal yang harus dimiliki oleh setiap muslim, yaitu ketika dating kepadanya perintah dari Allah dan rasulnya (yaitu AlQuran dan hadits)mereka tidak ragu-ragu dan kemudian melaksanakan perintah tersebut dengan penuh ketaatan dan kepatuhan.
Itulah hakekat kita sebagai hamba Allah. Siapakah hamba yang paling sukses? Dia adalah hamba yang paling menurut kepada majikannya. Anda bisa membayangkan ketika kita memiliki seorang pembantu dan kemudian kita memerintahnya untuk menyapu halaman rumah kita, tetapi ternyata dia malah menyapu halaman tetangga kita dan membiarkan halaman rumah kita tetap kotor, apa respon anda??. Atau ketika kita menyuruhnya menyapu halaman rumah kita dan kemudian dia mencari-cari alas an dengan tujuan agar kita menyapu sendiri halman rumah kita. Atau bagaimana juga ketika dia memerintahkan menyapu dan dia berkata akan segera menyapu tetapi ternyata dia tidak juga menyapu??tentu sebagai majikan kita akan merasa kecewa karena kita sudah merasa memberikannya gaji atau bayaran. Bisakah kita bandingkan dengan Allah yang tidak sekedar memberi gaji melainkan memberikan kita berbagai macam nikmat dan karunia. Member kita jantung, paru-paru, darah, otak, membiarkan kita leluasa menghirup oksigen, meminum air, mendapatkan cahaya matahari dan lain-lain.
فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilaahilhamd
Hadirin yang dirahmati Allah swt
Setiap kita memiliki keinginan maupun kecenderungan masing-masing. Bahkan kalau kita mau jujur sebenarnya kita ingin melakukan apasaja dan memiliki apa saja. Tetapi ternyata Allah memerintahkan kita untuk membatasi keinginan kita atau bahkan melawan keinginan kita. Karena sikap kita itulah Allah memberikan imbalan yang sesuai kepada kita.
Allah berfirman:
An-Nisa (4) : 13
تِلْكَ حُدُودُ اللّهِ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
4.13. (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.
An-Nur (24) : 52
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
24.52. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilaahilhamd
Hadirin yang dirahmati Allah swt
Demikianlah khotbah yang dapat kami sampaikan, semoga Allah subhanallahu wataala menganugerahkan kepada kita sikap taat dan patuh kepadanya. Sehingga kita dipandang Allah sebagai sebenar-benarnya hamba Allah.
Menutup khotbah ini marilah kita bersama-sama berdoa dan memohon kepada Allah
رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَاوَارْحَمْهُمَا كَمَارَبَّيَانَاصِغَارًا
Ya Allah, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka telah memelihara kami waktu kecil.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
Ya Allah, Kami memohon petunjuk, ketaqwaan, kesucian (dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal/tidak baik)
اللَّهُمَّ يَامُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ،يَامُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ
Ya Allah, yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami pada agama-Mu, Wahai Rabb yang mengarahkan hati, arahkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّذِي فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ آخِرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهاَ مَعَادُنَاوَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agamaku yang ia merupakan benteng pelindung bagi urusanku. Dan perbaikilah duniaku yang ia menjadi tempat hidupku. Serta perbaikilah akhiratku yang ia menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah kematian sebagai kebebasan bagiku dari segala kejahatan.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpn bagi orang-orang yang bertaqwa”.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisiMU; Sesungguhnya Engkau Maha pemberi (karunia)”.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.”

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَاطَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Ma’afkanlah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong/pelindung kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa neraka”

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ