
Memasuki bulan Sya'ban, biasanya kami diundang oleh tetangga yang menyelenggarakan acara pembacaan do'a arwah atau tahlilan, makanya bulan sya'ban ini disebut juga bulan ruwah menurut istilah jawanya. Dan semakin mendekati akhir bulan sya'ban, maka intensitas penyelenggaraan kegiatan tersebut makin tinggi, bahkan pernah dalam satu malam kami diundang oleh tiga tempat, Tapi mereka gantian. Waktu acara biasanya setelah sholat maghrib atau setelah sholat Isya. Dipimpin oleh imam atau modin (tukang baca do'a), acara dimulai dengan membaca SUrat Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas, kemudian do'a arwah, atau kalo agak panjang ada baca yasin dan membaca tahlil 100 kali.
Sehubungan dengan hal itu, bagi kami memang sedikit dilema untuk menghadiri undangan dimaksud, karena sebagai warga Muhammadiyah, hal tersebut tidak sesuai dengan keyakinan, bahwa hal tersebut adalah amalan yang bid'ah, yang tidak pernah diamalkan oleh para sahabat radiallahu anhu apalagi Nabi Muhammad Sallalahu Alaihi Wassalam. Oleh karena itu sikap kami adalah kadang-kadang hadir, dan kadang-kadang tidak hadir, tapi banyak tidak hadirnya, dengan berbagai macam alasan yang logis dan bisa dipertanggung jawabkan. Dan sebagian tetangga juga sudah mengerti, karena di depan rumah terpampang papan plang Sekretariat Pimpinan Cabang Muhammadiyah. Jadi sepertinya mereka mengundang tidak mengharap betul kami bisa hadir.
Terus terang memang keluarga besar masih berpaham seperti orang kebanyakan tersebut, jadi masih mengamalkan kebiasaan itu. Dan Kalo kami diundang, begitu juga, bisa hadir, bisa tidak, dan kalaupun hadir, kami tidak ikut acaranya, seperti duduk di dapur atau di duduk di teras/beranda. Ya, kalaupun itu masih dosa, maka saya mohon diampuni oleh Allah SWT, atas kelemahan iman ini. Astaghfirullah al adhim......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar