muhammadiyah adalah sebuah gerakan ISLAM dan AMAR MA'RUF NAHY MUNKAR dan TAJDID, mempunyai VISI untuk MEWUJUDKAN MASYARAKAT ISLAM YANG SEBENAR-BENARNYA, adapun MISINYA adalah 1. menegakkan tauhid yang murni, 2. menyebarluaskan ajaran ISLAM yang bersumber pada Al Qur'an dan As Sunnah, 3. mewujudkan amal ISLAMI dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat
SEJARAH MUHAMMADIYAH
Pada tanggal 8 Dzulhiijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai "gerakan Islam" dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun dengan Majelis-Majelisnya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan "syura" yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau Muktamar. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw., guna mendapat karunia dan ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan: "Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun". Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Syurga "Jannatun Na'im" dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan Rahim.
lazada
Jumat, November 27, 2009
Khutbah Idul Adha 1430 H di PCM Anggana oleh Sekretaris PWM Kaltim
Ringkasan khutbah Idul Adha 1430 H yang disampaikan oleh Bapak Slamet Bachtiar, Sm.Hk. (Sekretaris PW Muhammadiyah Kaltim) di halaman Majsid Mujahiddin Desa Sidomulyo Kec.Anggana Kab.Kutai Kartanegara yang diselenggarakan oleh PC Muhammadiyah Anggana.
Dengan takbir, kita tingkatkan mantapnya iman dijaga dan diperkuat aqidah tauhid yang murni, berlandaskan AL Qur’an dan As Sunnah, seruan tahlil sejalan implementasi takwa dalam mengarungi kehidupan, istiqomah dalam sikap taat dalammenjalankan ajaran Allah dan rasul-Nya, tebaran tahmid akan bermakna tidak sekedar seremoni syukur, apabila terimlpelentasi dalam sikap-perilaku kepedulian sosial, karena rasa syukur hanya bermanfaat bagi kehidupan umat dengan memperbanyak amal.
Ibadah qurban dalam praktek pelaksanaannya dengan menyembelih hewan qurban, merupakan lambing bagi sendi kehidupan, dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, tidak akan diraih hanya dengan mengamalkan sedekah qurban tanpa mengaplikasikan makna penyembelihan hewan, dalam arti mematikan karakteristik dan nafsu hewan yang bisa menghinggapi setiap diri seseorang seperti egois, konsumeris dan hedonis. Maka setiap mukmin harus mampu mengendalikan diri dan menghindar dari dorongan nafsu hewani, yang pasti akanmenutup cahaya iman, maka hati akan menjadi gelap gilita dan buta akan kebenaran. Watak egois mendorong seseorang inginmenang sendiri, tidak memiliki kepekaan dan kepedulian soilai serta berwatak bakhil, kikir dan pelit, menjauhkan diri seseorang dari sisi Allah dan memperpendek jarak kepada siksa api neraka.
Watak egois juga memberikan dorongan kuat kepaada seseorang untuk berbuat maksiat, dalam komunitas yang dominan, maka layaknya hewan, cenderung dilakukan secara terang-terangan, hilang rasa malu, dan pada gilirannya turunlah azab ata bala bencana.
Watak konsumeris, seperti layaknya hewan mendorong seseorang hanya mengenal kenikmatan materi duniawi belaka, gemar melakukan tabzir (mubazir), melampaui batas, berfoya-foya dan bermegah-megahan. Kecintaan materi duniawi, membutakan mata hati dan mengikis habis kepedulian sosial, menimbulkan keengganan melaksanakan kewajiban berzakat dan berinfaq, apabila dilakukan secara dominan dalam komunitas ummat, maka Allah SWT akan mendatangkan azab dan meninpakan laknat.
Watak hewani yang paling membahayakan adalah yang mendorong munculnya watak hedonis, karakter tamak dan rakus, kuatnya nafsu mengejar kenikmatan dan materi duniawi semata, dalam mengejar harta, tahta dan kenikmatan dunia lainnya sering mengabaikan norma adab dan aqidah agama, maraknya praktek tipu daya dan kecurangan mewabah dihampir semua sendi kehidupan., khususnya di dunia usaha.
Apabila difahami, disertai tekad dan jihad dengan penuh kesungguhan untuk mengamalkan nilai-nilai dalam hikmah dan makna idul adha dan penyembelihan hewan qurban, sebagai momentum tepat dan strategis, di dalam meraih kemerdekaan jiwa, agar terbebas dari belenggu syaitan pembentuk watak hewaniyah, dengan pancaran cahaya iman adalah perwujudan diraihnya predikat mukmin sejati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar